LOGIKA
Manusia adalah mahluk paling mulia sebab
dianugerahi berbagai kelebihan yang tidak diberikan kepada semua mahluk selain
manusia. Salah satu kelebihan tersebut karena manusia diberikan akal pikiran
sehingga dapat memilih hal yang benar dan bermanfaat, serta meninggalkan yang
tidak bermanfaat (mudarat).
Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir dan
bernalar dengan baik. Sebagai makhluk yang berpikir, manusia memiliki dua ciri
yang melekat, yaitu rasionalitas dan moralitas. Rasionalitas akan menuntun
manusia untuk bertindak menurut pikiran dengan pertimbangan yang logis.
Moralitas akan mendorong manusia untuk berlaku sopan santun, sesuai dengan
etiket atau norma yang berlaku. Namun, ketika manusia berpikir, kadang kala
dipengaruhi berbagai kecenderungan, emosi, subjektivitas, dan berbagai hal lain
yang menjadikan kita tidak dapat berpikir jernih dan logis sehingga
menghasilkan kesalahan berpikir dan pada akhirnya akan mengakibatkan kesimpulan
yang salah (sesat).
Dalam setiap keadaan, seorang manusia membutuhkan
pola pikir logis. Berpikir logis merupakan berpikir dengan cara yang
benar/masuk akal dan sesuai dengan hukum logika.
Sumber: Dokumen
Kemendikbud
Gambar 2.1 Berpikir Logis
Logika berasal dari kata λόγος (logos) yang
bermakna hasil nalar yang diutarakan dalam kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Logika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat. Cabang filsafat yang lain
adalah epistemologi, etika, dan estetika.
Dalam pembahasan ini, logika tidak dijelaskan
secara rinci, hanya digunakan untuk mempelajari bernalar sebagai kecakapan
hidup, berpikir secara lurus, tepat, runtut, dan teratur, yang merupakan
penerapan logika dalam kehidupan keseharian. Logika merupakan materi yang
dipelajari sampai kapan pun bahkan ketika manusia menciptakan kecerdasan buatan
(artificial intelligence).
Seseorang dapat mengungkapkan kebenaran berdasarkan
penalaran logis. Dengan disertai bukti-bukti yang ada, seseorang dapat menilai
kebenaran pernyataan untuk akhirnya sampai pada pengambilan keputusan.
Logika disebut juga sebagai alat untuk menjaga dari
kesesatan bernalar. Seseorang membutuhkan kemahiran bernalar logis agar dapat
menghasilkan kesimpulan yang benar.
Beberapa manfaat yang akan didapatkan setelah
mempelajari logika antara lain sebagai berikut.
1. Menjaga supaya kita selalu berpikir benar menggunakan asas-asas
sistematis.
2. Membuat daya pikir menjadi lebih tajam dan menjadikannya lebih
berkembang.
3. Membuat setiap orang berpikir cermat, objektif, dan efektif dalam
berkomunikasi.
4. Meningkatkan cinta kebenaran dan menghindari kesesatan bernalar.
Bagaimana dengan perbandingan otak kanan yang
dominan lebih berwarna dan manusiawi, jika hanya lebih mengutamakan logika
tanpa rasa? Layakkah siswa diajarkan seperti robot dengan program dan perintah
tanpa rasa? Dalam memberikan penjelasan, akankah lebih baik moderat dan
digambarkan dengan baik? Cara kerja otak lebih nyata jika divisualisasikan.
Salah satu fungsi logika adalah sebagai alat untuk
menarik kesimpulan. Kita dapat menggunakan alat ini setelah melakukan penalaran
berdasarkan pernyataan-pernyataan benar (premis) yang ada. Penalaran untuk
penarikan kesimpulan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pola nalar deduktif dan
induktif.
Deduktif
Penarikan kesimpulan yang bergerak dari pernyataan benar yang umum ke
khusus.
Contoh:
Umum :
Semua siswa SMK harus disiplin dan bertanggung
jawab.
Khusus :
Sandi adalah siswa SMK.
Kesimpulan : Sandi harus disiplin dan bertanggung jawab.
Induktif
Penarikan kesimpulan yang bergerak dari pernyataan benar yang khusus ke
umum.
Contoh:
Khusus :
Devi rajin belajar. Dia mendapat hasil yang memuaskan.
Khusus :
Yuda rajin belajar. Dia mendapat hasil yang memuaskan.
Khusus : Tika rajin belajar. Dia mendapat
hasil yang memuaskan.
Kesimpulan : Siswa yang rajin belajar akan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
ALGORITMA
Setelah mempelajari logika yang terkait tentang
“bagaimana manusia berpikir dengan benar”, selanjutnya akan membahas tentang
“bagaimana cara penyelesaian yang baik”. Untuk mendapatkan cara penyelesaian
yang baik, dibutuhkan strategi atau langkah-langkah yang sistematis agar dapat
memecahkan masalah dengan cara terbaik.
Contoh:
Dina adalah seorang siswa SMK kelas X. Setiap hari,
dia pergi ke sekolah setelah melakukan sarapan. Pada suatu hari, ketika Dina
akan sarapan, yang tersedia hanya nasi tanpa sayur dan lauk. Kemudian, terpikir
oleh Dina untuk membuat tumis tauge tempe dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Siapkan tauge, tempe, cabai, bawang merah, bawang putih, lengkuas, dan
bahan lain yang diperlukan.
2. Iris bawang merah, bawang putih, cabai, dan lengkuas.
3. Panaskan minyak dan masukkan semua irisan bahan.
4. Goreng tempe sebentar.
6. Aduk hingga semua bumbu meresap.
7. Cicipi rasanya. Jika terdapat rasa yang kurang, tambahkan bumbu lain
secukupnya.
8. Tauge tumis siap dihidangkan.
Contoh di atas merupakan penyelesaian masalah
dengan mengggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah yang dinamakan algoritma. Algoritma adalah serangkaian
langkah yang disusun menjadi urutan logis kegiatan untuk mencapai tujuan.
Setiap hari, ketika seseorang melakukan aktivitas,
dia akan memilih mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu, misalnya ketika
bangun tidur, sarapan, bahkan ketika memakai pakaian di pagi hari. Algoritma
yang baik merupakan tindakan yang benar dan masuk akal.
Terdapat
berbagai bentuk cara untuk mengomunikasikan algoritma, antara lain menggunakan
bagan alir, pseudo code, dan bahasa
pemrograman. Bentuk algoritma yang mudah dibaca adalah menggunakan bagan alir.
0 comments:
Post a Comment