TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING
Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses bimbingan berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Teknik bimbingan dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Menurut Eukariska dalam httpA. Teknik Individual, terdiri dari:
1. Directive counseling
Teknik ini, konselor yang membuka jalan pemecahan yang dihadapi klien dengan alasan bahwa:
Anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sukar memecahkan masalahnya, tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman.
Anak yang berkesulitan, sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus dilakukan, mereka tidak mau dan tidak berani.Mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa bantuan dari orang lain.
2. Non-directive counseling
Dengan prosedur ini, pelayanan bimbingan difokuskan pada anak yang bermasalah atau disebut juga clien centered counseling. Adanya pelayanan bimbingan bukan pelayanan yang mengambil inisiatif, tetapi klien sendiri yang mengambil prakarsa, yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain
3. Eclective counseling
Dengan teknik ini, pelayanan tidak dipusatkan pada pembimbing atau klien, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani secara luwes, sehingga tentang apa yang dipergunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan.
B. Teknik Kelompok, terdiri dari:
1. Home room
Merupakan teknik bimbingan kelompok yang bertujuan agar para guru bk dapat mengenal murid-murid secara lebih tepat sehingga dapat membantunya secara lebih efektif. Jumlah anggota kelompok dapat berupa kelompok kecil (5-10 orang) maupun kelompok besar (25-30 orang). Tujuan teknik home room, selain untuk mengidentifikasikan masalah dapat pula membantu siswa untuk memapu menghadapi dan mengatasi masalahnya. Home room dapat bersifat preventif, kuratif dan korektif.
2. Field drip (karya wisata)
Kegiatan karyawisata selain merupakan kegiatan rekreasi ataupun salah satu metode mengajar, dapat pula difungsikan sebagai salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui kegiatan karyawisata guru bk dapat mengarahkan murid untuk belajar melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan kelompok. Melalui kegiatan ini bagi murid tertentu mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakatnya atau timbulnya minat dan cita-cita yang berkaitan dengan obyek tersebut. Tujuan teknik ini adalah pemberian informasi, pembentukan sikap dan pengembangan bakat serta minat.
3. Group discussion
Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan kelompok yang dilakukan dalam kelompok kecil (5-10 orang). Masalah yang didiskusikan biasanya telah ditentukan oleh guru bk. Waktu yang dipergunakan tergantung pada jenis masalah, banyaknya masalah serta kemampuan dan pengalaman murid. Pada umumya diskusi kelompok berlangsung antara 30-60 menit.
4. Pelajaran bimbingan
Teknik bimbingan kelompok ini dilakukan pada kelompok murid yang sudah dibentuk untuk keperluan pengajaran. Bimbingan dilakukan dalam kelompok-kelompok kelas yang telah ada. Guru bk masuk dalam kelas seperti guru biasa, tidak mengajarkan mata pelajaran seperti dalam silabus, melainkan menyampaikan dan membahas masalah bimbingan.
5. Kelompok bekerja
Kelompok kerja dibentuk dengan memperhatikan tingkah laku kemampuan, jenis kelamin, tempat tinggal dan jalinan hubungan sosial. Bimbingan dilakukan dengan memberikan kegiatan tugas-tugas belajar atau tugas-tugas kerja lain. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar, menyalurkan bakat dan minat, membentuk sikap kooperatif dan kompetitif yang sehat, meningkatkan penyesuaian sosial, yang kesemuanya akan mengarahakan pada perkembangan murid.
6. Pengajaran remidi
Pengajaran remidi diberikan kepada murid-murid yang mengalami kesulitan belajar. Dalam pelaksanaannya dapat secara berkelompok maupun individual, tergantung jenis kesulitan belajar maupun jumlah murid yang mengalami kesulitan.Letak unsur bimbingannya ada pada pembentukan sikap belajar, termasuk pemahaman diri akan kemampuannya serta timbulnya minat dan dorongan untuk belajar.
7. Ceramah bimbingan
Kegiatan ini hampir sama dengan pengajaran bimbingan. Bedanya hanya terletak pada tempat. Ceramah bimbingan tidak selalu dalam kelas, tapi dalam ruang-ruang besar dalam jumlah yang besar pula. Kelompk murid yang diberi ceramah bimbingan tergantung pada tujuan bimbingan. Ceramah bimbingan juga bukan merupakan khotbah, sebab dalam kegiatan ini murid diberi kesempatan untuk berpendapat dan didorong aktif serta dilanjutkan dengan follow up.
8. Organisasi murid
Pembimbing sekolah dapat mengarahkan agar murid dapat mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, mengembangkan sikap kepemimpinan dan kerjasama, rasa tanggung jawab dan harga diri. Tujuannya antara lain menyangkut penyesuaian diri, sikap kepemimpinan dan kerjasama dan pemecahan masalah.
9. Sosiodrama dan psikodrama
Antara sosiodrama dan psikodrama mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dalam bimbingan. Bedanya, terletak pada jenisnya cerita yang dimainkan dan tekanan masalah yang hendak diceritakan. Pada sosiodrama lebih menekankan pada masalah psikis. Meskipun demikian antara keduanya sagat erat hubunganya dan kadang-kadang sulit dibedakan.
STRATEGI BIMBINGAN KONSELING
Menurut Nadiya Rizki pada tahun 2014 bimbingan dan konseling pada dasarnya ada dua strategi dalam mensiasati dan mengenmbangkan cara menyelesaikan masalah anak usia sekolah dasar (6-12 th). Strategi tersebut adalah strategi direktif dan non direktif .1. Strategi direktif.
Strategi direktif dikenal pula sebagai strategi konseling yang berpusat pada konselor (counselor centered). Yaitu:
Dasar pemikiran, pandangan srategi konseling direktif tentang
klien yang bemasalah
Titik berat atau penekanan proses konseling direktif terletak pada c. Pola hubungan konselor dan klien pada konseling direktif yang perlu dikembangkan.
Tugas dan peran konselor pada konseling direkjtif yang mendukung
2. Strategi non direktif
Strategi konseling non direktif merupakan strategi konseling yang berpusat pada`klien (clien centered).
Dasar pikiran dan pandangan straregi konseling non direktif tentang klien yang bermasalah
Titik berat atau penekanan-penekanan dalam proses konseling non- direktif ditandai oleh:
Pola hubungan antara konselor dan klien pada konseling non- direktif yang perlu dikembangkan
Tugas dan peran konselor dalam konseling non-direktif. Share :
0 comments:
Post a Comment