Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, jangan lupa untuk meninggalkan jejak ya dengan memberi comment pada postingan saya.

Layanan Klasikal : Manajemen Stres dan Kecemasan

Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar, sedangkan kecemasan dapat diartikan sebagai rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Menurut Willy.(2019)Gejala yang muncul saat seseorang mengalami stres dapat berbeda-beda, tergantung penyebab dan cara menyikapinya. Gejala atau tanda stres dapat dibedakan menjadi:

  • Gejala emosi, misalnya mudah gusar, frustasi, suasana hati yang mudah berubah atau moody, sulit untuk menenangkan pikiran, rendah diri, serta merasa kesepian, tidak berguna, bingung, dan hilang kendali, hingga tampak bingung, menghindari orang lain
  • Gejala fisik, seperti lemas, pusing, migrain, gangguan pencernaan (mual dan diare atau sembelit), nyeri otot, jantung berdebar, sering batuk pilek, gangguan tidur, hasrat seksual menurun, tubuh gemetar, telinga berdengung, kaki tangan terasa dingin dan berkeringat, atau mulut kering dan sulit menelan.
  • Gejala kognitif, contohnya sering lupa, sulit memusatkan perhatian, pesimis, memiliki pandangan yang negatif, dan membuat keputusan yang tidak baik.
  • Gejala perilaku, misalnya tidak mau makan, menghindari tanggung jawab, serta menunjukkan sikap gugup seperti menggigit kuku atau berjalan bolak-4. balik, merokok, hingga mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Sedangkan kecemasan menurut Spencer & Beverly (2005:164) mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :
  • Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.
  • Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan dependen.
  • Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.
Pilihan editor :

Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana cara mengelola stress dan kecemasan spaya tidak mengganggu terhadap aktifitas kita.?
Menurut Maulana(2017) terdapat 4 cara mengelola stress dan kecemasan :
  • Mengelola stress dengan pikiran (hilangkan kata-kata stress, ganti dengan kata positif)
  • Mengelola stress dengan gerakan (berolahraga, jalan-jalan,selfie, relaksasi, trik)
  • Mengelola stress dengan teknologi (nonton film documenter, game)
  • Mengelola stress dengan makanan (kuliner, masak)
Salah satu cara mengelola stress dengan gerakan dengan rumus TAHAN
Cara terbaik menangani rasa stress dan cemas adalah dengan menghadapinya  bukan lari darinya.jika kita berani menghadapinya, maka yang kita cemaskan itu ternyata tidak terjadi.

T = Terima perasaan khawatirdengan tenang, katakana pada diri kita, “saya mengakui saya khawatir, atau saya takut”.

A  = Amati pikiran kita.buat daftar kekhawatiran, akan lebih baik jika ditulis “saya takut pelajaran kimia/fisika/matematika, saya khawatir tidak bisa dan gurunya marah”.

H  =  Hadapi kekhawatiran kita, hadapi setiap kekhawatiran tersebut dengan cara yang baik.

A  = Amati lagi apa yang terjadi, pasti kamu akan takjub melihat apa yang terjadi, ternyata yang kamu khawatirkan tidak terjadi”.

N  =  Nikmati perasaan lega dan tenang akibat telah berhasil menaklukkan rasa khawatir.


Untuk perangkat layanan pada materi layanan ini bisa didownload di tatan berikut ini :
Share :

Modul dan Latihan Soal PPG PPKN


Pemerintah kembali memanggil guru untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan melalui aplikasi SIMPKB. Bagi yang terpanggil maka berhak melakukan pemberkasan dan mengikuti pretest PPG PPKN di tahun 2022 ini.

Bagi bapak/ ibu guru yang lolos pretest maka berhak mengikuti PPG Dalam Jabatan di LPTK yang ditunjuk oleh Kemdikbud sesuai bidang keilmuan masing-masing. Supaya lolos pretest maka harus belajar sejak dini mengingat materi - materi yang diberikan selama menempuh perkuliahan.

Baca Juga : Modul dan Latihan Soal Pretest PPG BK 2022

Pretes PPG pada dasarnya mencakup kompetensi profesional, meskipun ada kompetensi pedagodik namun prosentasenya kecil. Disini kami coba untuk memberikan literasi berupa modul - modul dari PPG mapel PPKN beserta beberapa contoh soal - soal yang bisa menambah dan mengingatkan akembali bapak/ibu guru pada materi perkuliahan terdahulu.

Sebelum mengerjakan soal latihan pretest alangkah baiknya mendownload dan membaca modul melalui link berikut ini.

MODUL PPG MAPEL PPKN

Modul 1 Karakter Profesional Guru PPKN

Modul 2 Kompetensi Guru PPKN Dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik Di Era Revolusi Industri 4.0

Modul 3 Konsep Dasar Keilmuan Kewarganegaraan

Modul 4 Sumber Pembelajarn PPKN Berbasis Karakter

Modul 5 Membangun Karakter Ke-Indonesiaan GuruPPKn dan Peserta Didik

Modul 6 Pengembangan Evaluasi Berbasis ICT danPemanfaatan Hasil PTK dalam Pembelajaran PPKn

Pedagogik Modul 1 Konsep Dasar Ilmu Pendidikan

Pedagogik Modul 2 Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21

Pedagogik Modul 3 Pembelajaran Inovatif

Pedagogik Modul 4 Perancangan Pembelajaran Inovatif

LATIHAN SOAL PPG MAPEL PPKN

Kisi-kisi dan Soal Latihan Pretst PPG PPKN

Latihan Pretest Ppg Mata Pelajaran PPKN SMP, SMA, SMK

Latihan pretest PPG PKN

Soal & Jawaban UP PPG PPKn Tahun 2021

LK 1- Lembar Kerja Belajar Mandiri

Share :

Modul dan Soal Latihan Pretest PPG BK 2022

Pretest adalah kegiatan untuk menguji kemampuan sesuai bidang keilmuan yang akan didalaminya, dalam hal ini adalah Pretest PPG Bimbingan dan Konseling tahun 2022.

Pemerintah kembali memanggil guru untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan melalui aplikasi SIM PKB. Bagi yang terpanggil maka berhak melakukan pemberkasan dan mengikuti pretest BK di tahun 2022 ini.

Bagi bapak/ ibu guru yang lolos pretest maka berhak mengikuti PPG Dalam Jabatan di LPTK yang ditunjuk oleh Kemdikbud sesuai bidang keilmuan masing-masing. Supaya lolos pretest maka harus belajar sejak dini mengingat materi BK yang diberikan selama menempuh perkuliahan.

Baca Juga : Modul dan Latihan Soal PPG PPKN

Pretes PPG BK pada dasarnya mencakup kompetensi profesional, meskipun ada kompetensi pedagodik namun prosentasenya sangat kecil. Baiklah berikut ini adalah kumpulan soal pretest PPG BK tahun 2022.

Sebelum mengerjakan soal latihan pretest alangkah baiknya mendownload dan membaca modul BK melalui link berikut ini.


MODUL PRETEST PG BK

Modul 1 Teoridan Praksis Pendidikan Dalam Bimbingan dan Konseling

Modul 2 Perkembangan Individu

Modul 3 Essensi Bimbingan dan Konseling Pada Satuan Jalur Pendidikan Formal Non Formal

Modul 4 Assesmen Dalam Bimbingan dan Konseling

Modul 5 Teori dan Praksis Bimbingan dan Konseling

Modul 6 Perancangan Program Bimbingan dan Konseling

Modul 7 Pelaksanaan program bimbingan dan konseling

Modul 8 Penilaian Layanan Bimbingan dan Konseling

Modul 9 Profesionalisasi Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling

Modul 10 Penelitian Dalam Bimbingan dan Konseling


SOAL LATIHAN PRETEST PPG BK

Latihan Pretest PPG BK - 01

Latihan Pretest PPG BK - 02

Latihan Pretest PPG BK - 03

Share :

Layanan Klasikal : Cerdas Memanfaatkan Smartphone dalam Pemberlajaran

Smartphone merupakan telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer Bagi beberapa orang, smartphone merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi.

Belum ada standar pabrik yang menentukan arti telepon cerdas. Dengan kata lain, telepon cerdas merupakan komputer kecil yang mempunyai kemampuan lebih dari sebuah telepon seluler. Kebanyakan alat yang dikategorikan sebagai smartphone menggunakan sistem operasi yang berbeda.

Penggunaan smartphone yang berkembang pesat di era globalisasi, sebagai alat komunikasi yang paling sering digunakan oleh masyarakat terkhusus siswa, dan bukan lagi menjadi komoditas yang sulit untuk ditemukan, setiap bulan bermunculan berbagai produk baru baik dari hasil inovasi, modifikasi maupun imitasi publik yang dibuat terpukau dengan 3 kemunculannya. Meskipun demikian smartphone tetap memiliki sisi positif dan sisi negative dalam masyarakat khususnya bagi siswa.

Menggunakan smartphone atau ponsel pintar yang memberikan kapasitas lebih besar dalam masyarakat dari berbagai kalangan terutama pada kalangan siswa terkait kegiatan proses pembelajaran, meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa karena ruang belajar tidak hanya satu tempat sehingga melancarkan mereka untuk tetap terhubung dengan jaringan kapanpun dan dimanapun. Memudahkan pula pelajar berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain melalui smartphone, memudahkan pula untuk memperbanyak teman dan mendapatkan sumber-sumber pelajaran. Selain itu smartphone juga memudahkan seseorang untuk mengakses informasi secara luas dan cepat sehinga dapat menambah wawasan pengetahuan karena mudahnya mencari informasi. Dari sisi lain, smartphone juga digunakan sebagai penunjang kegiatan bisnis dan sebagai sarana penghibur saat waktu senggang. Sebagai pengguna yang bijak diharapkan agar sekiranya tidak extream dalam penggunaannya, sehingga teknologi canggih tidak terlepas dari nilai guna dan manfaatnya.

Di samping smartphone mempunyai manfaat bagi penggunanya, smartphone tersebut juga mempunyai dampak negatif, antara lain: 

1. Lupa waktu 

Akibat terlalu lama bermain smartphone, tanpa sadar kita kerap kali membuang-buang waktu saja dengannya. Awalnya mengusir kebosanan dengan berbalas pesan maupun menelpon sahabat Anda sebentar untuk menanyakan kabarnya namun karena topik pembicaraan yang sangat asik, kita menjadi lupa waktu. 

2. Memicu cemas/stress 

Kita suka berkirim pesan singkat, sms, email, chatting atau wa? Terlalu lama menunggu balasan dari pesan yang kita kirimkan dapat memicu stress. Kita akan cenderung bersikap agresif, mudah marah, dan terus-menerus melihat ke ponsel kita. 

3. Membuat ketagihan 

Berbalas pesan maupun menelpon dengan tarif yang murah dan dilakukan secara terus menerus akan memicu ketergantungan. Selain itu bermain game melalui smartphone juga sering membuat kita kecanduan dan sulit untuk menguranginya atau menghilangkannya. 

4. Mengganggu tidur 

Dengan layanan internet 24 jam, perangkat smartphone akan bergetar atau berderingsetiap saat, ketika ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula, pengguna akan memainkan smartphone -nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur. 

5. Menyebarkan berita kebohongan 

Berita bohong atau lebih sering disebut hoax merupakan berita yang sering kita dapatkan dari pemberi informasi yang tidak kita ketahui asal usulnya. Kondisi ini diperparah dengan munculnya internet dan menjamurnya media sosial yang ada. Kita dituntut untuk lebih teliti dalam mengolah informasi yang kita dapatkan di sana. 

6. Menyebarkan unsur-unsur pornografi 

Penyebaran unsur-unsur pornografi seperti gambar dan video sangat mudah dengan adanya smartphone. Kemampuan smartphone untuk memuat seluruh gambar / video dan juga fungsi internet telah memfasilitasi penyebaran unsur-unsur sensual ini. Kehadirannya telah memberi dampak yang tidak baik bagi para remaja khususnya karena sikap mereka yang ingin tahu hal-hal yang baru bagi mereka. Ini merupakan salah satu penyebab akan kenaikan harga kasus amoral yang dialami anak sekolah. 

7. Mengganggu kesehatan 

Penggunaan ponsel yang terlampau lama dapat mempengaruhi kesehatan. Mata harus bekerja keras dan akan menjadi cepat lelah karena fokus yang terlampau lama pada “screen” yang kecil. 

Bahu dan tengkuk juga akan terasa sakit dan mungkin makin bungkuk terkena gangguan tulang kifosis. Jari juga bisa sakit atau pegal jika terlampau lama bermain di atas layar dan keypad. Selain itu juga, sinar radiasi juga dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan dalam jangka waktu yang panjang. 

8. Menurunkan konsentrasi (tidak fokus) 

Konsentrasi adalah tingkat perhatian kita terhadap sesuatu, dalam konteks belajar berarti tingkat perhatian siswa terpusat terhadap segala penjelasan atau bimbingan yang diberikan guru. Seharusnya ketika seorang guru sedang memberikan materi pelajaran seluruh perhatian siswa harus terfokus kepada penjelasan guru tersebut. Akan tetapi sering sekali smartphone yang mereka punya menjadi salah satu penyebab konsentrasi siswa menurun, bagaimana tidak ketika seorang guru sedang menjelaskan pelajaran siswa lebih asyik memainkan handphone seperti smsan dengan temannya, main games, bahkan update status di jejaring sosial facebook dan lain sebagainya. 

9. Menghambat kemampuan berbahasa (anak cenderung diam, menutup diri dan enggan berkomunikasi dengan teman atau lingkungannya) 

10. Percakapan dan interaksi dengan orang-orang di sekitar berkurang, dikarenakan semua sibuk menggunakan smartphone. 

11. Memicu kemalasan siswa 

Smartphone sebenarnya sangatlah bermanfaat jika dipergunakan sebagaiman mestinya. Tetapi yang terjadi khususnya para pelajar menyalahgunakan smartphone tersebut untuk keperluan lain. Anakanak terlalu asyik bermain smartphone dengan feature handphone yang semakin canggih selain untuk menelpon, sms, smartphone tersebut sudha ada feature permainan (games), Mp3, video, kamera, radio, televisi bahkan jaringan internet yang menyebabkan kita melupakan tugas dan kewajiaban, sehingga muncul rasa untuk bermalas-malasan akibat bermain smartphone.

12. Pemborosan 

Penggunaan smartphone yang tidak lepas dari internet menyebabkan pemakaian pulsa berlebih, secara otomatis menambah pengeluaran kita yang terkadang di luar perencanaan pengeluaran keuangan kita. 

Namun smartphone juga dapan dipergunakan dalam melakukan proses belajar menngajar. Pemanfaatan smartphone jika diterapkan dalam aktivitas belajar dapat berupa : 

1. Membuat grup kelas di media sosial untuk bisa saling berbagi informasi mengenai aktivitas belajar di sekolah 

2. Mengembangan materi belajar melalui internet Materi pembelajaran adalah salah satu bagian yang penting sebagai stimulus yang dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengembangkan materi belajar adalah dengan memanfaatkan Internet untuk memperoleh materi belajar yang lebih luas dan lengkap.. 

3. Memanfaatkan google translet untuk membantu menerjemahkan bahasa Untuk menerjemahkan bahasa, sekarang tersedia banyak situs dan website di internet. Aplikasi Google Translate memiliki fitur yang memungkinkanmu untuk bisa travelling dengan nyaman. Kamu bisa menggunakannya tanpa terkendala koneksi internet yang kurang stabil saat kamu membutuhkannya, karena ia bisa menyimpan bahasa secara offline. Pilih saja bahasa yang kamu inginkan dan kamu tinggal mengunduhnya.

4. Mendownload buku-buku online atau artikel-artikel ilmiah yang berkaitan dengan mata pelajaran di smartphone sehingga dapat dibaca kembali 

5. Mengikuti Bimbel Online Belajar online saat ini sudah menjadi hal yang umum bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan adanya perkembangan zaman, penggunaan internet semakin banyak bermanfaat bagi para siswa, terutama untuk belajar. Belajar online yang bergantung pada sumber internet ini akan mendapatkan banyak manfaat ajaib bagi penggunanya. Makanya, kamu juga harus mulai mempelajari caranya belajar online supaya kamu juga ikut merasakan manfaatnya di bawah ini. Menurut Bimbel Guide (2016) bimbel online manfaat sebagai berikut : a) Fleksibel, kamu bisa belajar secara online tanpa adanya kekangan waktu b) Bersifat independen, bisa belajar kapan saja dan bebas bisa belajar dengan siapa saja c) Hemat biaya d) Mudah menyimpan materi e) Menjangkau lebih luas f) Motivasi yang berkelanjutan 

6. Memanfaatkan Google Form untuk belajar dan pembelajaran diantaranya : a) Sebagai pembelajaran online (forum daring). Contoh penerapan google form sebagai proses pembelajaran online sesuai arahan dari guru mata pelajaran. Dalam daring ini, disediakan materi pembelajaran yang sudah disiapkan oleh guru dilengkapi dengan penugasan yang harus dikerjakan oleh siswa. b) Sebagai wadah pengumpulan tugas online. c) Sebagai evaluasi online,timbal balik atas tugas yang diberikan oleh guru dapat dilakukan melalui on line juga 


Untuk lebih jelas tentang materi layanan ini bisa didownload beserta perangkat layanan melalui link dibawah ini :

1. RPL : Cerdas Memanfaatkan Smartphone dalam Pembelajaran

2. Materi : Cerdas Memanfaatkan Smartphone dalam Pembelajaran

3. LKPD : Cerdas Memanfaatkan Smartphone dalam Pembelajaran

4. Media : Cerdas Memanfaatkan Smartphone dalam Pembelajaran

5. Evaluasi : Cerdas Memanfaatkan Smartphone dalam Pembelajaran

Share :

Layanan Klasikal : Konsep Diri Peserta Didik

Konsep diri sendiri merupakan cara pandang dan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri sangat erat hubungannya dengan dimensi fisik, karakter individu dan motivasi diri. Pandangan diri atau konsep diri ini mencakup berbagai kekuatan individual dan juga kelemahannya bahkan termasuk kegagalannya.

Konsep diri merupakan suatu hal yang amat penting dalam pengintegrasian kepribadian seseorang dimana konsep diri itu sendiri merupkan pandangan diri, penilaian diri, gambaran diri pengalaman diri dari individu tentang nilai, aturan, persepsi dari berbagai hal mengenai dirinya sejak kecil, terutama yang berkaitan dengan perlakuan orang lain terhadapnya, bagaimana individu memahami diri sendiri dan orang lain, bagaimana mengungkapkan perasaan, ide dan pendapat.

Konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, terdapat tiga belas faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu bentuk tubuh, cacat tubuh, kondisi tubuh, pakaian, nama panggilan, intelegensi, tingkat aspirasi, emosi, pola kebudayaan, sekolah, status sosial, dan pengaruh keluarga. faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri di atas bisa dijabarkan sebagai berikut :


1. Keadaan fisik 

Keadaan fisik seseorang dapat mempengaruhi individu dalam menumbuhkan konsep dirinya seperti apa dan juga bagaimana ia memandang orang lain atau sebaliknya. Individu yang memiliki cacat tubuh sudah tentu akan memandang dirinya rendah, mengingat orang lain juga memandang dia seperti itu. 

2. Orang tua 

Tuntutan orang tua yang seringkali dirasakan anak terkadang menerima hambatan dan juga mendapatkan tuntutan yang menyebabkan anak tidak berkembang. Selain itu, sikap orang tua yang berlebihan untuk melindungi anaknya juga akan menyebabkan anak tidak dapat berkembang dan mengakibatkan anak menjadi kurang tingkat percaya dirinya dan memiliki konsep diri yang rendah. 

3. Pengaruh keluarga 

Kondisi keluarga yang baik menyebabkan anak memandang orang tua sebagai figur yang berhasil dan menganggap orang tua dapat dipercaya sebagai tokoh yang dapat mendukung dirinya dalam memecahkan seluruh persoalan hidupnya. Sehingga konsep diri lebih matang dan lebih baik. 

4. Keberhasilan dan kegagalan 

Konsep diri bisa didapatkan ketika seseorang mendapatkan keberhasilan atas apa yang telah dialaminya. Keberhasilan 3 seringkali mempengaruhi konsep diri dan adaptasi pribadi seseorang. Selain keberhasilan kegagalan juga bisa menjadi hal utama yang paling dibutuhkan oleh seseorang atau yang sudah pasti hadir dalam konsep diri seseorang. 

5. Ras,kulit 

Konsep diri selanjutnya bisa dipengaruhi oleh perbedaan mulai dari ras, kulit, lingkungan, keturunan dan lainnya. Kelompok ras minoritas dan kelompok sosial ekonomi rendah cenderung mempunyai konsep diri yang rendah. Tentu hal ini berefek dari tekanan dan juga berbagai permasalahan ke arah mereka dibandingkan dengan kelompok ras mayoritas dan kelompok sosial ekonomi tinggi, selain itu untuk jenis kelamin terdapat perbedaan konsep diri antara perempuan dan laki-laki sehingga menyebabkan konsep diri berbeda dengan yang hidup dalam lingkungan yang baik. 

6. Reaksi orang lain 

Konsep diri dipengaruhi oleh bagaimana orang lain memperlakukan kita. 

7. Perkembangan psikologis 

8. Perkembangan psikis yang ditandai oleh perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa yang menyebabkan individu semakin sadar akan ‘aku’nya dan memperkaya ekspresi dirinya. 

9. Nama julukan 

Perkembangan psikis yang ditandai oleh perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa yang menyebabkan individu semakin sadar akan ‘aku’nya dan memperkaya ekspresi dirinya. 

10. Teman-teman sebaya 

Perkembangan psikis yang ditandai oleh perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa yang menyebabkan individu semakin sadar akan ‘aku’nya dan memperkaya ekspresi dirinya.

Pada dasarnya konsep diri dibedakan menjadi konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif. Konsep diri yang positif dapat disamakan dengan evaluasi diri yang positif, penghargaan diri yang positif, sedangkan konsep diri yang negatif disamakan dengan evaluasi diri yang negatif, membenci diri, perasaan rendah diri dan tiadanya perasaan yang menghargai pribadi dan penerimaan diri. Kualitaskualitas persepsi terhadap dirinya yang ada hubungannya dengan orang lain dan lingkungannya memiliki valensi positif atau negatif sebagaimana mereka dipersepsikan hidup pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. 

Perangkat Layanan bisa didownload di bawah ini :

1. RPL Layanan Klasikal Konsep Diri

2. Materi Layanan Konsep Diri

3. LKPD Layanan Konsep Diri

4. Media Layanan Konsep Diri

5. Instrumen Evaluasi

Share :

Terapi Konseling dengan Hipnoterapi

Cerita yang cukup memilukan, tetapi makin sering terdengar. Pola-pola kejadiannya selalu sama. Seorang yang sendirian di tempat yang asing atau tempat yang ramai didekati oleh seorang atau beberapa pria asing. Ia disapa dengan ramah dan sopan sebagaimana berlangsung dalam pertemuan biasa. Namun, akhirnya ia menyerahkan dompet, perhiasan, atau harta benda lain kepada si pria asing itu, seakan-akan dengan sukarela. Bahkan terjadi, ia mengantar pria asing itu ke bank, menarik uang berjuta-juta rupiah dari rekeningnya dan memberikan semuanya kepada orang yang
tidak dikenal itu. Setelah pria asing itu pergi, baru ia menyadari bahwa ia menjadi korban penipuan. Semuanya dilakukannya dalam keadaan terhipnotis.
Dari sepenggal cerita di atas kita mungkin bisa berpendapat bahwa hipnosis atau hipnotis adalah suatu hal yang negatif dan merupakan suatu cara untuk melakukan suatu kejahatan.
Hipnosis Adalah mitos bahwa hipnosis adalah sama dengan keadaan tidur. Justru hipnosis memperkuat konsentrasi. Dengan konsentrasi ini pula, hipnosis memindah konsentrasi otak dan aliran darah otak dari bagian otak yang disebut Gyrus Frontalis. Yakni tempat tersimpannya memori permanen dan ''otak berpikir'' kita ke arah Gyrus Cinguli, Amydala dan Hippokampus. Ketiga bagian terakhir ini menyimpan memori jangka pendek, memori belajar dan memori sedang yang mengandung muatan-muatan emosi. Termasuk muatan emosi traumatik.
Untuk terapi hipnosis pascatrauma, seperti pascatrauma tsunami di Aceh, tokoh utama di bidang ini adalah Hebert Spiegel dan Daniel Spiegel, dokter dan psikiater dari Stanford University Amerika. Mereka menemukan teknik hipnosis yang sangat terkenal untuk GSPT dalam hipnoterapi. Yakni ''Teknik Layar'', pasien dalam keadaan terhipnosis memvisualisasikan kejadian traumatiknya di layar bayangan-nya. Seakan-akan pasien sedang melihat peristiwa traumatik yang dialami seseorang di televisi bayangannya dengan pemerannya adalah pasien itu sendiri.
Keadaan ini sebenarnya adalah salah satu teknik untuk memanggil kembali memori traumatik dari bagian otak amydala dan hippokampus. Dengan supresi ini maka proses abreaksi pada pasien akan terjadi. Bisakah proses ini dilakukan tanpa hipnosis?, jawabannya sulit sekali. Mengapa? Otak yang Ajaib Saat dalam alam kesadaran penuh dan dalam keadaan waspada penuh, sebenarnya otak yang aktif adalah ''Otak Berpikir'' yang ada dilokasi terdepan, disebut Gyrus Frontalis. Dalam keadaan tidur dan hilang kewaspadaan, secara tidak sengaja mengistirahatkan ''otak berpikir'' dan bagian otak yang aktif adalah otak tengah (mid-brain). Di mid-brain inilah terdapat struktur dan bangunan-bangunan otak, seperti amydala, hippokampus, thalamus dan bagian lainnya.

Pangkal syaraf-syaraf otak dan fungsi vegetatif manusia meliputi makan-minum dan seks ada di bagian thalamus ini. Dalam keadaan hipnosis, dengan sengaja mengistirahatkan ''otak berpikir'' (Gyrus Frontalis) dan mengaktifkan ''otak tengah'' sehingga mengaktifkan memori-memori sedang, dan pendek termasuk memori traumatik. Inilah yang disebut alam nir-sadar. Dalam keadaan sadar penuh, yang paling aktif ''otak berpikir'', dan proses jawaban atas rangsang dari luar ditanggapi oleh bagian otak ini. Pada saat yang sama, jika ada tanggapan dari bagian nir-sadar misal pada konflik emosional, maka ''otak berpikir'' akan melakukan filter, menahan, menganalisa, mengasosiasikan dan menerjemahkannya dalam bentuk pikiran serta tindakan berdasar otak berpikir ini.

Beda dalam keadaan hipnosis, ''otak tengah'' tidak mampu melakukan analisa dan filter atas suatu rangsang dari luar, misalnya perintah. Maka bila seseorang dalam keadaan hipnosis, ia tidak mampu melawan perintah juru hipnotisnya. Justru malah mengikuti perintah-perintah juru hipnotis yang kadang-kadang konyol. Jadi memang ''otak tengah'' tidak mampu berpikir analitik atas rangsang.

Pada saat datangnya suatu kejadian hebat yang traumatis (bencana alam, perkosaan, korban kriminalitas, korban peperangan), pada saat itu pula data yang masuk melalui lima indera (penglihatan, penciuman, pengecapan, pendengaran dan sentuhan), terekam di ''otak tengah'' (thalamus), disimpan secara tidak sadar oleh hippokampus sedangkan muatan emosi tersimpan di amydala. Sementara itu ''otak berpikir'' berusaha menyeimbangkan muatan traumatik yang sangat hebat tersebut dan menetralisirnya dengan cara melakukan rasionalisasi dan denial (penolakan konflik nir sadar dan kecemasan dengan tidak mengakui faktor realita luar yang tidak bisa ditolerir). Misal: menyalahkan pimpinan, keadaan, diri sendiri, mencari-cari sebab-akibat, othak-athik, gathuk-mathuk, mencocokkan ramalan, mencari-cari penyebab sial, dll).
Dalam proses konseling, Hipnosis bisa dilakukan sebagai terapi individual dan kelompok. Dari pengalaman klinis, apabila induksi diberikan oleh orang yang berpengalaman, induksi untuk pengeluaran muatan memori traumatik yang tersimpan di otak didalam terapi kelompok bisa sangat effektif. Seperti yang sering terlihat dalam kelompok-kelompok doa dan majelis, para pesertanya menjadi menangis bersama-sama dan bahkan berteriak, saat pemimpin doa membacakan doa permohonan yang menyayat-nyayat hati.

Untuk terapi hipnosis pascatrauma, seperti pascatrauma tsunami di Aceh, tokoh utama di bidang ini adalah Hebert Spiegel dan Daniel Spiegel, dokter dan psikiater dari Stanford University Amerika. Mereka menemukan teknik hipnosis yang sangat terkenal untuk GSPT dalam hipnoterapi. Yakni ''Teknik Layar'', pasien dalam keadaan terhipnosis memvisualisasikan kejadian traumatiknya di layar bayangan-nya. Seakan-akan pasien sedang melihat peristiwa traumatik yang dialami seseorang di televisi bayangannya dengan pemerannya adalah pasien itu sendiri.

Namun perlu juga disadari, dengan terapi hipnosis memang menakjubkan kekuatan dan kegunaannya untuk gangguan ini, tetapi menginginkan hasil yang cepat justru akan mengakibatkan terapis dan pasien tergelincir pada keyakinan palsu serta kehilangan obyektifitas. Sehingga pengukuran atas penggunaan terapi ini tetap berpegang pada obyektifitas penilaian dari kriteria-kriteria yang ada. Secara garis besar dalam penyakit dan gangguan psikiatri, dikatakan sembuh total, apabila setelah terapi, bebas gejala selama 1.000 hari/3 tahun0e
Share :

Perlunya BK Di Sekolah / Di Luar Sekolah

Bimbingan Konseling merupakan salah satu komponen penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Karena itu, Struktur kurikulum yang dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencakup tugas Bimbingan Konseling pada pengembangan diri peserta didik (Depdiknas, 2006; Andi Mapiare, 2008). Dalam kurikulum ini ada tiga komponen yang saling mendukung yaitu; (1) Mata Pelajaran; (2) Muatan Lokal; (3) Pengembangan diri (Depdiknas, 2006).
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ektra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi/dilaksanakan oleh konselor (Depdiknas, 2006; h. 1837).
Beranjak dari pemikiran diatas, maka program Bimbingan konseling memiliki tempat yang strategis dalam pengembangan diri peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah serta tujuan pendidikan nasional secara umum.
Untuk itu, kegiatan pengembangan diri yang telah berjalan selama ini perlu ditata ulang, sebab selama ini pengembangan diri lebih dimasudkan sebagai kegiatan ektra kurikuler saja. Sedangkan pelayanan BK tidak mendapat tempat dalam pengembangan diri.
Ada 2 opsi dalam kaitannya dengan pengembangan diri yang pertama, bila porsi pengembangan diri ekuevalen dengan 2 jam pelajaran maka 1 jam pelajaran digunakan untuk Bimbingan konseling sedangkan 1 jam pelajaran untuk kegiatan ektra kurikuler. Kedua, karena keterbatasan guru BK dengan rasio siswa yang diasuh maka guru BK mengambil tiap minggu 1 kelas selama jam efektif pengembangan diri dengan ekuevalen 2 jam pelajaran, maka tiap minggu ada 2 kelas yang mendapat pelayanan BK selama 2 jam pelajaran.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai: (a) kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, (b) kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat, (c) hidup bersama dengan individu-individu lain, (d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan  hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu; (2) mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis; (3) mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri; (4) mengenal dan mengem- bangkan kemampuannya secara optimal; (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama; (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal. Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat: (1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; (2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3) mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi ling- kungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6) memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut. Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi ( on becoming ), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup ( life style ) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri.Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti : maraknya tayangan pornografi di televisi dan VCD; penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, dan obat-obat terlarang/narkoba yang tak terkontrol; ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga; dan dekadensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlak yang mulia), seperti: pelanggaran tata tertib Sekolah/Madrasah, tawuran, meminum minuman keras, menjadi pecandu Narkoba atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, seperti: ganja, narkotika, ectasy , putau, dan sabu-sabu), kriminalitas, dan pergaulan bebas (free sex ).Penampilan perilaku remaja seperti di atas sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu: (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti disebutkan, adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya in merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya.Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.Pada saat ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu dari pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial, klinis, dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif. Pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan ( Developmental Guidance and Counseling  ), atau bimbingan dan konseling komprehensif ( Comprehensive Guidance and Counseling ). Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar  (standard based guidance and counseling)
Standar dimaksud adalah standar kompetensi kemandirian (periksa lampiran 1).Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personal Sekolah/ Madrasah lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf administrasi), orang tua konseli, dan pihak-pihak ter-kait lainnya (seperti instansi pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya membantu para konseli agar dapat mengem-bangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi konseli, yang meliputi as-pek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau terkait dengan pengembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual  (biologis, psikis, sosial, dan spiritual
Share :
loading...

Advertising

 
close