Teknik Presentasi
Presentasi merupakan salah satu bagian dari aktivitas
berkomunikasi yang bertujuan memperkenalkan sesuatu kepada orang lain.
Presentasi yang dianggap efektif tidak hanya mampu menarik perhatian audien,namun
juga dapat menggerakan audien untuk melakukan sesuatu hal. Agar presentasi
menjadi efektif, perlu menggunakan teknik presentasi.
1. Penyusunan Slide
Halaman pada perangkat lunak penyaji presentasi umumnya
disebut slide. Slide digunakan sebagai alat yang memudahkan audien memahami apa
yang disampaikan oleh presenter (orang yang melakukan presentasi). Karena
peranannya, dalam menyusun slide harus memperhatikan fokus dan kesesuaian dengan
yang disampaikan oleh presenter, sehingga mampu menarik perhatian audien. Slide
yang efektif tidak hanya dapat menarik perhatian audien, tetapi dapat pula
menentukan apakah audien akan tergerak melakukan sesuatu yang diinginkan oleh
presenter.
Perhatikan gambar berikut!
Sumber: http://www.ihatepresentations.com/bad-business-presentation-2/
Gambar 3.13 Perbandingan presentasi yang membosankan dengan
yang menarik.
Apakah Anda pernah melakukan presentasi di hadapan
teman-teman? Apakah audien tertarik atau memperhatikan dengan seksama apa yang
disampaikan? Anda dapat menebak apakah presentasi yang dilakukan cukup efektif
sehingga menarik minat audien, atau sebaliknya. Jika audien sibuk saling
berbicara dengan audien lain, atau mereka asik dengan Gadget atau laptop, atau
bahkan audien sampai tertidur, maka apakah presentasi itu perlu dilanjutkan?.
Hal tersebut kemungkinan menunjukan ketidaktertarikan audien
pada suatu presentasi. Sebaliknya, apabila audien mendengarkan dengan seksama
dan penuh antusias, artinya presentasi itu telah berhasil disajikan dengan
baik.
Jika presentasi tidak mampu menarik minat audien, untuk apa
membuang waktu
dengan
meneruskannya.
Tiga hal utama yang menyebabkan audien tidak tertarik dengan
presentasi, yaitu penyampaian yang buruk; inti yang ingin disampaikan tidak
jelas; dan slide yang rumit atau mengalihkan fokus. Alasan utama pemirsa tidak
memerhatikan presenter disebabkan tiga hal, yaitu pesan yang ingin disampaikan
tidak jelas; penyampaiannya buruk; dan slide yang membosankan dan rumit.
Ada baiknya kita meninjau unsur yang dapat mempengaruhi
pemirsa? yaitu Ethical, Emotional, dan Logical.
Ketiga unsur ini saling terkait satu dengan lainnya.
a. Ethical terkait
dengan sosok presenter dan pemirsa, antara lain karakter, kredibilitas,
latarbelakang, dan reputasi. Jika seseorang berbicara dengan seorang doktor,
tentunya berbeda jika berbicara dengan seorang yang tidak mengenyam pendidikan.
Begitupula sikap berbeda apabila berinteraksi dengan anak-anak dibandingkan
dengan orang tua.
b. Logical terkait
dengan fakta dan data. Apabila apa yang disampaikan memiliki fakta yang
diperkuat dengan data, maka tidak ada alasan bagi orang lain menyanggah apa
yang disampaikan.
c. Emotional terkait
dengan memberikan sentuhan emosi kepada pemirsa sehingga tertarik dengan apa yang
disampaikan. Kata-kata yang keluar dari mulut, akan berbicara di pikiran, namun
emosi yang ada pada slide akan berbicara di hati audien.
Kemudian apa yang harus diperhatikan?
a. Pesan
Fokus pada satu ide! Tidaklah menjadi berkesan apabila
menonton film yang yang menggabungkan semua genre (komedi, horor, dan aksi).
b. Mengapa itu
penting?
Presentasi yang dianggap tidak penting oleh pemirsa, tidak
akan diperhatikan.
c. Bagaimana hal
tersebut memecahkan masalah?
Meskipun pesan yang disampaikan jelas dan fokus, serta
dinilai penting oleh pemirsa, namun hal itu tidak dapat memecahkan suatu masalah,
maka hal itu tidak akan menggerakan audien melakukan apapun.
2. Presentasi =
Bercerita
Dokumen word merupakan kumpulan teks yang memiliki
keterbatasan untuk menggambarkan emosi. Berbeda dengan sinema berupa media
dengar-pandang yang sarat akan emosi. Presentasi berada di antara keduanya
karena dapat dilengkapi dengan Slide yang memuat teks serta media
dengar-pandang. Inilah yang membuat presentasi dan bercerita memiliki kesamaan,
dan cara mengungkapkan ide yang paling efektif adalah melalui cerita.
Sumber: Dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.14.Kedudukan
presentasi di antara dokumen dan sinema
Sumber: http://thisishumanity.weebly.com/blog/power-point-6
Gambar 3.15 Contoh tampilan Slide Shorter PowerPoint
Selama ribuan tahun, nilai-nilai budaya masa lalu yang
diturunkan dari generasi-ke-genarasi yang diceritakan turun-temurun, masih
kekal dan menjadi sebuah dongeng. Selain cerita, ada suatu hal yang "ajaib"
dalam bentuk simbol yang memiliki makna, sehingga hal tersebut dapat
memengaruhi seseorang untuk menghormatinya lebih dari sekadar simbol. Sebuah
cerita dapat memicu reaksi fisika dan menyebabkan sebuah imajinasi seseorang
yang mendengarnya. Apakah Anda pernah mendengarkan cerita dari orang lain
sehingga hati Anda tergugah, mata terbelalak, atau mengakibatkan bulu roma
merinding?
Cerita yang baik tentunya haruslah mengalir. Sama seperti
presentasi, buatlah alur cerita terlebih dahulu menggunakan slide-shorter,
sehingga apa yang Anda presentasikan mengalir, namun sebelum Anda menyusunnya
pada slide-shorter, tentu saja Anda harus sudah mengetahui kalimat apa yang
akan Anda sampaikan kepada audien.
Setelah menyusun alur cerita menggunakan slide-shorter,
kemudian tentukan apakah Anda akan menggunakan gambar atau media dengar-pandang
lain pada setiap slide. Gambar yang dipilih tentunya harus disesuaikan dengan
apa yang akan disampaikan pada Slide itu.
Adakalanya suatu slide hanya berisi satu atau beberapa kata,
ada juga hanya sebuah gambar yang memiliki makna yang dalam untuk disampaikan.
Semua slide yang berisi gambar akan mengingatkan kita pada storyboard.
Apabila Anda menggunakan gambar, perhatikan kesederhanaan dan
kesesuaiannya,
bukan seadanya.
Ada pepatah yang mengatakan semakin sederhana akan semakin
mahal. Namun tetap diperhatikan bahwa sebuah barang yang tidak berfungsi karena
semua fiturnya dibuat sederhana bukanlah perwujudan dari kesederhanaan.
3. Sederhana, bukan
seadanya
Sumber: https://fashionthemallblog.blogspot.co.id/2012/03/ipod-shuffle-is-2gbb-description.html
Gambar 3.16 Perbandingan
ukuran iPod dengan Walkman
Buatlah slide sederhana, namun tidak semaunya. Coba Anda
perhatikan tampilan halaman mesin penelusur Google yang dibuat sangat
sederhana, tidak meletakkan apapun semaunya karena desain dirancang sesuai
dengan peruntukannya, yaitu sebagai mesin penelusur dan tidak disertai dengan beragam
tampilan yang membingungkan pemakai.
Sumber: https://google.com
dan http://yahoo.com
Gambar 3.17
Perbandingan tampilan mesin pencari Google dan Yahoo
Perhatikan gambar berikut! dan apa yang ada di benak Anda
setelah melihatnya?
Sumber: https://id.pinterest.com/pin/386746686726828926/
Gambar 3.18 Tampilan
Slide pada presentasi Bill Gates
Dengan melihat slide di atas, Anda akan sulit mengetahui
pesan yang ingin disampaikan oleh Bill Gates, darimana membacanya, dan apa yang
menjadi fokusnya. Untuk menghindari hal itu, janganlah menumpuk ide/pesan dalam
satu slide. Hal ini akan membingungkan peserta ketika melihat dan membaca alur
pesan. Pemirsa tidak lagi fokus pada pembicara, melainkan berusaha membaca alur
slide.
Pesan yang muncul pertama adalah Online Workshop.
Jelaskan apa yang dimaksud, kemudian munculkan Face-to-face
workshop.
Uraikan dengan jelas, disusul dengan kemunculan
Implementation of Online Collaborative. Dengan berurutannya pesan yang muncul,
akan tertata di pikiran pemirsa sedikit-demi-sedikit sehingga menjadi gambaran
utuh di akhir kemunculan.
Jelaskan apa yang dimaksud, kemudian munculkan Face-to-Face
workshop. Uraikan dengan jelas, disusul dengan kemunculan Implementation of
Online Collaborative. Dengan berurutannya pesan yang muncul, akan tertata di
pikiran pemirsa sedikit-demi-sedikit sehingga menjadi gambaran utuh di akhir kemunculan.
Jangan
menumpuk ide pada satu pesan.
4. Hindari
Text-Oriented
Perhatikan contoh slide berikut! Mungkin Anda- termasuk saya
pernah membuat slide seperti ini. Apa yang ada di benak Anda melihat slide
seperti ini?
Sumber: Dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.19 Contoh
Slide-ument
Jawabannya tentu saja beragam. Namun dapat kita pastikan
sebagaian besar akan menjawab latar belakang mengaburkan teks putih. Itu benar!
namun ada hal lainnya yaitu kita telah memaksakan slide ini menjadi sebuah
dokumen. Jikalau dengan teks pemirsa sudah dapat mengetahui apa yang ingin disampaikan,
lalu untuk apa kita harus presentasi membaca kembali teks tersebut jika bisa mengirimkannya
melalui Email sehingga tidak membuang waktu audien?
Slide yang berisi teks akan membuat bosan pemirsa dan
menghilangkan ketertarikan mereka. Slide yang dipaksa menjadi dokumen disebut slide-ument.
Harus diingat bahwa teks yang dibaca audien hanya bertahan 2 menit di memori
otak, serta perhatian pemirsa tidak lagi kepada presenter melainkan terfokus
membaca teks.
5. Visual dan Verbal
Perhatikan kembali gambar berikut dan cobalah Anda
menghapalnya dalam waktu dua menit.
Cobalah untuk menyebutkan kembali tanpa
melihatnya! Sekarang cobalah hasil modifikasi ini.
Dengan memberikan warna pada
teks, akan membantu audien mengingat poin utama pada slide. Sekarang bandingkan
dengan tampilan slide berikut ini!
Dengan visualisasi, audien lebih lama mengingatnya. Namun
tentu hal ini akan berbeda dengan seseorang yang kemampuan mengingatnya bukan
visual, melainkan verbal. Untuk mengetahui apakah Anda seseorang dengan
kemampuan daya ingat visual atau verbal, perhatikan gambar berikut! dan
sebutkan negara peserta yang dapat Anda hapal dalam dua menit.
Selain pemberian
warna pada teks, pemberian bingkai juga memperkuat penekanan pesan. Namun perlu
juga diperhatikan kesesuaian dan komposisi warna yang digunakan antara teks
dengan latar.
Jika harus menampilkan diagram pada slide, perhatikan
prinsip-prinsip yang telah dijelaskan di atas.
Coba Anda jelaskan bagaimana membaca alur pada grafik
berikut ini.
Gambar 3.20 Contoh
Slide yang rumit
Apakah Anda mengalami kesulitan dalam membacanya? apakah
Anda pernah membuat slide seperti ini? Jika jawabannya adalah "iya",
maka yang lalu biarlah berlalu, sekarang saatnya Anda membuat yang lebih baik.
Buatlah grafik sesederhana mungkin dan tidak membingungkan audien. Hindari teks
yang sulit dibaca. Grafik digunakan hanya untuk memperkuat ide/pesan yang
disampaikan.
6. Gangguan
Baiklah sekarang perhatikan gambar berikut! dan manakah
gambar yang tidak diperlukan!
Gambar 3.21 Contoh Slide yang memiliki Noise
Mungkin
jawaban Anda sama dengan saya, bahwa icon bendera dan panah yang melengkung sesungguhnya
tidaklah diperlukan. Gambar yang diletakan pada slide dan tidak memperkuat
pesan yang disampaikan hanya akan mengganggu, atau bisa disebut noise. Selain noise,
penggunaan gambar beerta penempatannya dapat membingungkan alur pembacaannya.
Perhatikan kembali gambar berikut!
Gambar 3.22 Contoh Slide yang mengalihkan fokus
Jangan pamerkan semua gambar yang Anda miliki,
tetapi
masukkan apa yang memang dibutuhkan.
Apakah yang menjadi fokus Anda jika melihat slide di atas?
membaca tulisan atau melihat mobil?
Hindari
menggunakan gambar yang mengalihkan fokus!
Sekarang perhatikan gambar berikut! Agar slide menjadi
sederhana namun tidak mengurangi pesan yang disampaikan, manakah yang dapat
dihilangkan pada slide berikut.
Apakah baris Presiden? atau Dalam Pidatonya? atau...salah
satu foto?
Perhatikan gambar berikut! apakah telah memiliki sebuah
makna jika disederhanakan.
Sumber: http://www.bintang.com/lifestyle/read/2219407/pidato-ir-soekarno-di-kaa-1955-yang-bakal-bikin-kamu-merinding
Gambar di atas diketahui secara umum adalah Soekarno.
Sehingga tulisan "Presiden Soekarno" tidak perlu lagi ditulis. Ide
dari slide ini adalah pesan yang disampaikan oleh Soekarno, bukan tanggal pesan
tersebut disampaikan. Hindari menggunakan gambar yang mengalihkan fokus!
Apabila suatu hal telah diketahui secara umum, maka tidak
perlu lagi disertakan. Seringkali kita memasukan semua gambar yang kita miliki
atau yang kita suka ke dalam slide, tanpa memerhatikan apakah gambar yang
dimasukan akan memperkuat pesan yang disampaikan. Gambar yang menjadi noise,
selain mengalihkan fokus, juga akan mempersempit ruang slide.
Contoh slide berikut ini menjadi salah satu dari kasus yang
sering terjadi.
Sumber: Dokumen
Kemendikbud
Gambar 3.23 Contoh
Slide yang mempersempit ruang
Gambar di atas selain mempersempit ruang, juga menggunakan
ilustrasi yang tidak mewakili suatu emosi, hanya imajinasi. Apabila Anda memang
ingin menggunakan gambar mahluk hidup, hindari penggunaan ilustrasi dua dimensi
yang tidak memiliki ekspresi!
7. Unsur Emosi
Apakah Anda mengetahui apa yang sedang dilakukan seorang
pria pada ilustrasi yang ada di bawah?
Sumber: https://sites.google.com/site/digitalinformationmanagement/penyaji-presentasi/slide/teknik-menyusunslide?
Gambar 3.24 Contoh
gambar yang memiliki dan tidak memiliki emosi
Apakah ia sedang mengantuk, tertidur, bersedih, atau bahkan
melihat semut? Berdeda dengan gambar seorang wanita di sampingnya, yang
mencerminkan emosi kekhawatiran. Selain emosi yang digunakan melalui gambar,
penggunaan kalimat yang tepat juga dapat memengaruhi emosi audien. Jika
kemudian ditanyakan, "gambar seperti apa yang tepat?"
Perhatikan gambar di bawah ini.
Share :
0 comments:
Post a Comment